Nonton Ayat Ayat Cinta

BEBERAPA hari ini wajah Cik Minah sengaja ditampilkan muka masam, terutama ketika bersua dengan lakinya Cik Amat, yang hari-hari belakangan ini sibuk dengan pekerjaannya. Perangai tak sedap dipandang mata ini, menimbulkan tanda tanya besar dalam hati Cik Amat.
‘’Ada ape pulak gerangan bini aku ini?’’ gumamnya dalam hati.
Karena tak tahan menerima perlakuan bininya seperti itu, Cik Amat pun langsung bertanya.
‘’Oi Minah, nape pulak muke awak tu masam, macam kena sambal belacan saje. Laki letih balek kantor, bukan disambut dengan wajah manis. Kualat tahu..?’’ tanya Cik Amat kepada bininya. Namun, Cik Minah tetap diam seribu bahasa. Hal seperti inilah yang selalu membuat tensi darah Cik Amat naik sampai 160.
‘’Abang tu.. dah beberapa kali saye ajak nonton film Ayat Ayat Cinta, abang selalu menolak. Pedas telinga saye mendengarkan cerita tetangga tentang film tersebut,’’ kata Cik Minah.
‘’Si Romlah saje, dah dua kali menonton film itu. Abang saye ajak tak mau pergi,’’ ungkap Minah lagi.
‘’Abang bukan tak mau pergi menonton, tapi tak suka dengan film itu. Tapi, kalau engkau lah macam kesetanan nak menonton, ayolah, petang nanti kita pergi ke studio itu,’’ jawab Cik Amat.
Mendengar itu, Cik Minah pun langsung senang hati. Dia pun bergegas, ke kamar mempersiapkan diri, mempercantik diri.

***
Tut…Tut.. sepeda motor buntut Cik Amat melaju menuju ke Nagoya. Sementara, selendang Cik Minah, meliuk-liuk ke kanan dan kekiri kena terpaan anggin.
‘”Cepat dikit nape bang. Pelan betul, macam tak sampai rasenya,’’ ucap Minah dari belakang. Tak mau perang mulut, Cik Amat pun menaikan gasnya. Beberapa menit kemudian mereka berdua tiba di parkiran. Cik Minah langsung bergegas masuk ke mall dan naik lift menuju ke studio.
Setelah membeli tiket, mereka pun langsung masuk ke studio yang telah ditentukan. Selama dalam studio, Cik Minah begitu antusias menonton film Ayat Ayat Cinta. Setiap frame to frame perubahan scane film, disimaknya dengan baik. Sedangkan Cik Amat bukannya menonton, tetapi malah mendengkur, hal ini membuat kesal Minah, karena berada dalam studio, tak mungkin berperang mulut dengan lakinya.
Hampir dua jam berada dalam studio, akhirnya pertunjukan film Ayat Ayat Cinta tamat. Cik Minah keluar studio dengan wajah masam. Sementara Cik Amat keluar studio dengan wajah ceria, segar bugar.
‘’Sedap betul aku tidur tadi. Habis sejuk betul. Maklumlah rumah kitekan tak ade AC, jangan tidurnya tak begitu nyenyak,’’ ungkap Cik Amat.
‘’Jadi macam mane film yang engkau tengok tadi. Bagus tak jalan ceritanya?’’ tanya Cik Amat kepada Cik Minah.
‘’Bagus juga lah..!’’ jawab Cik Minah ketus, bukan ceria.
‘’Eeh.. kenape pulak jawabannya ketus begitu, bukannya engkau macam kesetanan ingin menontonya. Nape pulak jadi tak sedap hati,’’ ejek Cik Amat.
‘’Malas saye tak cerita, bagus kita balek saja,’’ kata Cik Minah.
‘’Ceritelah dikit.’’
‘’Taklah, awak ni nak membesing saje.’’ Ketus Cik Minah.
‘’Ceritelah, saye kan tetidur tadi,’’ ejek Cik Amat.
‘’Tak.! Kalau saye bilang tidak, ye tidak.’’ Ungkap Cik Minah.
‘’Itulah..! nape abang tak mau pergi menonton film same awak tu, karena jalan ceritanya mengisahkan seorang istri yang baik hati dengan lakinya,’’ jelas Cik Amat.
‘’Baik hati ape!’’
‘’Itu..istrinya menyuruh lakinya kawin (nikah lagi), bukankah istri yang baik. Bagusnya awak pun macam itu juga, suruh lagi laki nikah laki, biar dapat madu…,’’ ungkap Cik Amat sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Mendengar celoteh Cik Amat, bertambah kesalnya hati Cik Minah. Selama ini yang dia dengar dari Romlah dan tetangga lainnya hanya jalan cerita kesedihan tokoh utama dalam film tersebut, tetapi tidak menceritakan bagaimana tentang poligami. Tanpa sepatah kata pun Cik Minah langsung menuju ke tempat parkiran dan minta segera pulang.
Cik Amat, merasa menang, pulang dengan riang, sambil melantunkan lagu legendaries P Ramle dengan judul ‘’Madu Tiga’’.

Oi.. senangnya dalam hati,
bila beristri due …


0 comments: