Minta Jadi Wali Kota

Celoteh Ramadan

MENDENGAR penjelasan istrinya, mulut Cik Amat terperot-perot menahan geli. Nak tertawa terbahak-bahak, takut istirnya meradang, dan merusak kosentrasi Cik Minah untuk beramal pada bulan Ramadan. Tidak tertawa, hati Cik Amat macam digelitik, geli rasanya.



Bagaimana pun Cik Amat mengakui, tentang ciri-ciri turunnya Lailatul Qadar, yaitu Bumi menjadi terang benderang, pohon-pohon sujut, air menjadi beku, suasana menjadi hening. Bagi orang yang melihatnya, seakan-akan ada cahaya berkilau menyinari dirinya. Namun yang membuat Cik Amat merasa geli, kenapa pulak istrinya merendam kaki dalam air di baskom, apa tidak ada jalan lain untuk mengetahui datangnya malam Lailatul Qadar tersebut.
‘’Minah..! minah..! Lailatul Qadar itu turun tidak sepengetahuan kite. Kalau bukan kita yang ditakdirkan Allah untuk melihatnya, mane-kan mungkin dapat melihat Lailatul Qadar. Jadi tak perlulah engkau merendam kaki dalam baskom, macam orang kena kutu air saja, merendam kaki dalam air garam,’’ jelas Cik Amat.
‘’Bang oi..! saye melakukan semua ini untuk berjaga-jaga. Siape tahu, Lailatul Qadar turun, aku sudah mengetahui dengan cepat. Sebab, Lailatul Qadar itu turun begitu cepat perginya,’’ terang Cik Minah.
‘’Baiklah Minah. Tapi, kalau malam baik itu turun, engkau nak minta ape. Kate orang-orang, siapa yang dapat melihat cahaya itu datang, maka semua permintaan akan dikabulkan,’’ papar Cik Amat.
Mendengar itu, berserih-serih wajah Cik Minah. Matanya berbinar-binar. Entah apa yang dipikirkan, sehingga dia termenung sekejab.
‘’Saye nak minta menjadi orang kaya raya di Kota Batam. Semua orang kaya di Batam ini dikumpulkan, masih kalah dengan aku,’’ terang Cik Minah.
‘’Setelah minta menjadi orang kaye di Kota Batam, ape lagi yang engkau minta Minah?’’
‘’Aku minta wajah aku terus cantik dan kelihatan muda, walau pun usia sudah lanjut. Biarlah abang tua sendirian, saye tetap cantik jelita,’’ Cik Minah semakin semakin semangat menjelaskan.
‘’Kemudian ape lagi yang engkau minta?’’
‘’Nah yang penting bang, saye nak minta supaya saye terpilih menjadi walikota,’’ kata Cik Minah. Mendengar itu, mengakaklah Cik Amat. ‘’Kak..! kakk..kik.. kik..,’’ Cik Amat tertawa terbahak-bahak.
‘’Minah..! Minah..! mendengar permintaan engkau yang serakah itu langsung Lailatul Qadar tak turun-turun ke rumah ini. Mintanya banyak betul dan aneh-aneh lagi. Sudahlah Minah jangan berhayal. Kalau mau beribadah, beribadah saje, jangan ada embel-embelnya. Minta menjadi walikota pulak, berat persaingan menjadi walikota itu. Sadarlah wahai istriku yang tue peot,’’ ejek Cik Amat. ***

0 comments: