Dilarang Uhuk! Uhuk!

Celoteh Ramadan

BEBERAPA menit suasana menjadi hening. Cik Amat tidak mengeluarkan kata-kata. Sementara, Ko Heng dan Istrinya hanya perpandang-pandangan mata. Pertengkaran mulut antara Cik Amat dan Cik Minah, membuat Ko Heng dan Mei-mei merasa tidak nyaman berlama-lama berada di dalam rumah tersebut.


Tapi, karena niat tulus untuk mendalami agama Islam, perasaan itu ditanamnya dalam-dalam, sehingga mereka berdua terus duduk terpaku di depan Cik Amat, yang masih kebingungan dengan sikap bininya itu.
‘’Eeh..! maaf ye, jangan kalian bedua ini ambil hati, melihat sikap Cik Minah engkau tu. Maklumlah, bini aku itu memang modelnya agak lain daripada yang lain. Bini aku sangatlah unik orangnya,’’ cerita Cik Amat.
‘’Unik bagaimana Pak Cik?’’ tanya Ko Heng penasaran, tentang keunikan Cik Minah, yang selama ini orang tidak mengetahui. Sebab, Cik Minah itu memang terkenal suka usil dan tukang mengerumpi.
‘’Pokoknya uniklah. Kalau aku menceritakan semuanya, rasa tak baik pulak mencerita baik-buruk keluarga. Walaupun begitu, die itu istri aku juga, sudah dua puluh lima tahun kami menikah. Susah senang, kami lalui bersama,’’ kenang Cik Amat. ‘’Namun, supaya kalian jangan penasaran tentang keunikan istri aku itu, baiklah aku akan mencerita satu hal saje,’’ jelas Cik Amat.
‘’Terserah Pak Cik saja.’’ Jawab Ko Heng dan Mei-mei serentak.
‘’Bini aku itu, kalau mau tidur pasti membuang angin jahat dahulu. Kalau membuang angin, pasti menungging. Dan kalau tidur malam, selalu menangis. Itulah yang aku rasakan setiap malamnya. Tapi, itu pulak yang membuat lucunya,’’ tutur Cik Amat.
‘’Baiklah, sampai dimana pembicaraan kite tadi. Kok melantur-melantur entah kemana,’’ jelas Cik Amat.
‘’Itu Pak Cik, tentang hal-hal yang dilarang selama bulan Ramadan, terutama pada siang hari,’’ tanya Ko Heng.
‘’Yang jelas,’’ kata Cik Amat. ‘’Hal-hal yang dilarang pada bulan Ramadan, terutama pada siang hari adalah, makan, minuman, berjudi, mengeluarkan perkataan tak senonoh, dan…’’
‘’Dan ape lagi Pak Cik?’’ tanya Ko Heng penasaran.
‘’Dan Uhuk..! uhuk..! pada siang hari pada bulan ramadan ini. Hukumnya adalah, harus menggantikan puase dan membayar pidiah selama dua bulan berpuasa berturut-turut. Kalau bisa ditahan, janganlah melakukannya pada siang hari. Kalau pun hendak melakukan uhuk..! uhuk..! lakukanlah pada malam hari saja,’’ jelas Cik Amat.
‘’Baiklah Pak Cik, kami sudah menerima segala ilmu-ilmu agama. Mudah-mudahan dapat kami amalkan dan kami kerjakan,’’ tutur Ko Heng, yang langsung permisi meninggalkan rumah Cik Amat. ***


0 comments: