* Perjalanan Juara ‘Kojek’ ke Singapura-Kuala Lumpur
Lewat Lebuh Raya, Istirahat Minum Teh Tarik

Setelah puas menikmati pertunjukkan laser dan pergi ke Jalan Mustafa Singapura, rombongan produser Kontes Jingle Susu Cap Enaak dan pemenangnya, langsung melakukan istirahat di salah satu hotel kawasan Geylang. Karena, besok pukul 09.00 waktu Singapura atau pukul 08.00 waktu Indonesia, rombongan akan segera berangkat ke Kuala Lumpur Malaysia dengan menggunakan travel.



TEPAT Waktu. Inilah pelajaran yang harus kita tiru kepada orang-orang Singapura. Driver dan pemandu perjalanan yang mengantarkan kami ke Kastam Singapura –Imigrasi Singapura—sudah menunggu pukul 08.00 (pukul 07.00 WIB) untuk pergi mencari sarapan dan langsung menuju ke perbatasan Singapura-Johor Bahru Malaysia.
Kami dibawa ke rumah makan Melayu, yang pemiliknya adalah orang-orang dari Sumatera Barat –Padang--. Pagi itu, sarapan ada lontong sayur, kolak, goreng pisang, dan segala macam kue. Salah seorang pekerja yang enggan namanya disebut mengaku berasal dari Padang. Dirinya sudah empat tahun tinggal di Singapura, setelah lama bekerja di Batam. Logat bahasanya pun sudah tidak terdengar lagi Padang, tetapi sudah menjadi orang Melayu Singapura.
Usai sarapan, rombongan langsung menuju ke imigrasi keberangkatan Singapura untuk masuk ke Johor Bahru Malaysia. Pemandu perjalanan, memeriksa kelengkapan keimigration. ‘’Di depan Kastam nanti, bapak-bapak dan ibu-ibu jangan rase takut, bawa senyum saje ya,’’ katanya menerangkan.
Menurutnya, sudah banyak kejadian diperbatasan ini. Ada yang ditolak, ada yang diperiksa barangnya hingga satu per satu. Singapura kayaknya memperketat orang keluar masuk dari dan ke Johor Bahru, Malaysia.
Sesampainya di Johor, rombongan tidak langsung melakukan perjalanan dengan menggunakan bus yang sama, tetapi harus bertukar dengan mobil berasal dari Malaysia. Dan kami pun mendapatkan seorang driver sekaligus pemandu perjalanan bernama Zainuddin. Kami akrab memanggilnya bang Zai. Seorang perokok berat dan peminum kopi, yang akan membawa kami berkeliling di Kuala Lumpur nantinya.
Namun, sebelum sampai ke KL, kami harus melewati jalan lebuh raya –jalan tol—sepanjang ratusan kilometer yang menghubungkan kota Johor Bahru ke Kuala Lumpur. Sepanjang perjalanan, kita hanya melihat pemandangan perkebunan kelapa sawit yang hijau, dan berhenti di tempat peristirahatan setelah beberapa jam perjalanan.
Johor Bahru-Kuala Lumpur ditempuh dengan waktu perjalanan enam jam, tetapi tidak seorang pun dari peserta yang merasa pusing atau pun mabuk. Karena supirnya membawa kendaraan dengan kecepatan 90 km/jam, tidak ugalan-ugalan, tidak ngebut dan tidak berbicara.
Selama perjalanan kami berhenti di tempat peristirahat sebanyak dua kali. Kesempatan ini selalu dimanfaatkan teman-teman untuk minum teh tarik, kopi tarik dan merokok bebas. Sebab di Singapura, bagi yang perokok berat akan merasa tersiksa, karena peraturannya begitu ketat, dan tidak semua tempat bisa jadikan lokasi merokok.

0 comments: