* Perjalanan Juara ‘Kojek’ ke Singapura-Kuala Lumpur
Sore di Putra Jaya dan Pagi ke Genting Higland

Lelah perjalan selama enam jam. Rombongan the winner Kontes Jingle Susu Cap Enaak dan para produser dari Pekanbaru, Batam dan Jakarta, tiba di Kawasan Putra Jaya. Waktu menunjukkan pukul 16.30 waktu Malaysia, sehingga rekan-rekan pun sempat melaksanakan Salat Ashar di Masjid Putra Jaya.



Sementara rekan-rekan yang lainnya berkeliling-keliling di pusat pelayanan pemerintahan Malaysia. Kawasan ini sangat unik dan bangunan yang didesain dengan modern, dan lampu penerangan jalannya. Kesempatan ini pun tidak dibiarkan berlalu begitu saja. ‘’Klik’’, sekali lagi bliz camera digital, kamera handphone menyala.
Kawasan Putra Jaya, menurut Zainuddin, driver sekaligus pemandu perjalanan di bangunan oleh Kerajaan Malaysia untuk mengurangi tingkat kepadatan penduduk di Kuala Lumpur, sehingga beberapa intansi pemerintah yang selama ini berkantor di Kuala Lumpur kini sudah berkantor di Putra Jaya, yang memiliki kawasan ratusan hektar. Tidak hanya mengurangi kepadatang penduduk, pembangunan kawasan baru ini juga mengurangi kemacetan lalu lintas, ketika pulang kerja. Zainuddin menjelaskannya sambil minum teh tarik di tepi danau dekat Masjid Putra Jaya.
Setelah berada di kawasan Putra Jaya selama satu jam, rombongan langsung berangkat menuju Kuala Lumpur untuk melihat-lihat twin tower –Petronas--. Memang di dalam rombongan itu, ada beberapa teman-teman belum pernah melihat secara dekat Petronas, yang katanya menara tertinggi di asia saat ini.
Kami diberi waktu hanya tiga jam berada di kawasan ini, selain singkatnya waktu, rombongan juga sudah merasa kelelahan, seharian perjalanan. Usai berfoto-foto, dan shopping di KLCC, merupakan mall terbesar di Kuala Lumpur, rombongan langsung menuju hotel Ova, Malaysia.
Hotel tempat kami menginap, terletak di kawasan kota Kuala Lumpur, sehingga pada malam harinya beberapa orang rekan masih sempat berkeliaran mencari makan, minum, dan melihat-lihat di kawasan ini.
Pada pagi harinya, rombongan kembali diajak menuju Genting Higland, yang selama ini dikonotasikan sebagai kawasan perjudian terbesar. Tetapi sebelum ke Genting, rombongan diajak makanan khas melayu. Enaak, terasa makan di kampong halaman.
Untuk sampai ke Genting Higland dan kawasannya, dapat ditempuh dengan dua jalur yaitu dengan kereta gantung dan mobil. Tetapi, untuk asyiknya rombongan naik kereta gantung dengan ketinggi 2.000 meter di atas permukaan laut.
Dada berdebar ketika berada di kereta gantung ini. Melihat ke bawah rasanya tak sanggup, mengingat ketinggiannya yang lumayan membuat jantung berdegup kencang. “Kaki saya menjadi dingin, dan tangan mengeluarkan keringat dingin,’’ begitulah ungkapan Novi Sundari, produer Kojek dari Jakarta mengungkapkan perasaannya.
Di lokasi wisata ini, pengunjung ditawari dengan beragam hiburan. Sulit rasanya untuk menjatuhkan pilihan dari berbagai jenis permainan di sana. Semuanya terasa menarik. Seperti flying coaster, monorail, antique car, cyclone, space hot, bumber boat dan berbagai permainan lainnya. Semuanya seru, menantang dan menegangkan. Untuk bermain, memang membutuhkan keberanian yang cukup.
Setelah puas di Genting rombongan pun turun ke Kuala Lumpur. Mereka ingin mendapatkan oleh-oleh pakaian khas Malaysia yang banyak dijual di jalan Masjid Abdurrahman. Memang kawasan ini paling banyak orang berjualan pakaian muslim maupun potongan kain untuk dijadikan pakaian. Akhir dari tulisan ini. Perjalanan melelahkan, tetapi memuaskan. (habis)

0 comments: