* Perjalanan Juara ‘Kojek’ ke Singapura-Kuala Lumpur
Naik Cable Car, Hingga Pertunjukkan Laser

Melelahkan. Mungkin itulah yang dirasakan oleh sang juara Kontes Jingle Susu Cap Enaak, Gladis Citra Berliana. Setelah naik panggung di Pekanbaru, terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat, sorenya langsung berangkat ke Singapura. Menikmati hadiah kemenangan. Inilah catatan perjalanan Gladis bersama tim Kojek lainnya.



SETELAH mendarat di Hang Nadim Batam, rombongan finalis Kontes Jingle Susu Cap Enaak dari Batam-Kepri, ditambah produser dari Pekanbaru, dan pihak sponsor Susu Cap Enaak dari Jakarta, langsung beristirahat sebentar. Begitu juga Gladis, yang baru saja menjadi juara pertama diajang kontes ini.
Gladis yang masih berstatus pelajar kelas VI di salah satu Sekolah Dasar di Bata mini, tidak bisa berisirahat panjang. Sebab, tiket perjalanan dirinya bersama sang ibu sudah menunggu pukul 15.30 WIB melalui ferri Batam Centre menuju Singapura.
Hampir satu jam perjalanan menuju ke Singapura, ferri yang tumpangi Gladis dan rombongan langsung bersandar di pelabuhan internasional Harbour Front City Singapura. Setelah melalui imigrasi, rombongan langsung menuju ke Sentosa, dengan menggunakan cable car –alias kereta gantung--.
Gladis dan rombongan produser dari Batam, Pekanbaru dan sponsor dari Jakarta, menikmati pemandangan Singapura dari dalam kereta gantung selama beberapa menit. Moment seperti ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Mereka yang baru pertama kali menikmati pemandangan seperti ini, langsung mengeluarkan kamera digital. ‘’Klik’’ bunyi flash kamera berbunyi, beriringi sinar lampu keluar.
Begitu juga ketika sampai di Sentosa. Berbagai pemandangan seperti bangunan, image singapura, dan pantung lion raksasa menjadi background Gladis Citra Berliana bersama ibunya.
Sayangnya, hati sudah gelap, sehingga mereka-mereka tidak dapat menikmati memandang Singapura dari atas kepala Singa, yang menjadi patung kebanggaan warga Singapura, yang dapat menyedot perhatian jutaan wisatawan dari berbagai Negara. Termasuk rombongan Kojek.
Sekitar pukul 19.00 waktu Singapura, pemandu perjalanan pun mengajak kami menyantap makan malam. Setelah itu, pemandu mengajak kami untuk menonton song the sea dan pertunjukkan laser yang sudah digarap pengelola Sentosa untuk menyerap pengunjung lebih banyak lagi.
Setelah makan, pemandu langsung mengantarkan kami ke tepi laut. Disana sudah duduk dengan rapi ribuan penonton yang akan menikmati pertunjukkan tersebut. Ribuan penonton pertunjukan Musical Fountain di tepi pantai, diawali dengan penampilan opera. Mereka menyanyikan lagu-lagu mandarin, bolywood, lagu melayu, diiringi musik dengan kekuatan ribuan watt.
Perlahan-lahan mSIK terdengar lembut, cahaya laser pun bergerak pelan di antara pancuran air muncrat. Cahaya merah, kuning, biru dan hijau seolah membentuk gambar ikan, cumi-cumi. Musik pun berubah cepat seiring dengan laser yang bergerak cepat pula membuat beraneka bentuk.

Cepat lambat, cepat dan melambat lagi. Cahaya pun dengan setia mengikutinya. Lebih dari satu setengah jam, ketika tiba - tiba musik orchresta menyentak dengan megah. Dari dua mata patung Singa Marlion yang berdiri kokoh di belakang keluar cahaya hijau terang. Cahaya itu berpendar dari kiri, tengah, kanan.
Menunduk pelan seiring musik yang mulai melambat, tetapi ketika musik kembali keras, mata itu kembali memancar dan cahaya kembang api memendar di mana-mana di tengah kelamnya langit malam. Dan moment seperti ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Lalu ‘’Klik’’, sekali lagi kamera digital mengabadikan.
Selesai menonton pertunjukan sinar laser, rombongan kembali ke hotel yang terletak di kawasan Geylang untuk perjalanan menuju Kuala Lumpur, Malaysia besok harinya. Tetapi, sebelum tiba di hotel, pemandu perjalan mengajak kami ke Jalan Mustafa Singapura, untuk berbelanja (shopping) sambil memperkenalkan kalau kawasan ini ramai dikunjungi oleh orang India.

0 comments: